Powered By Blogger

Sabtu, 27 Agustus 2011

belajar PT :o

Nah kali ini, aku akan belajar sesuatu yang menjadi momok bagi mahasiswa TC ITS yang belum punya basic sama bahasa “alien”nya computer. Tapi pertama-tama sebelumnya, harus tahu dulu apa sebenarnya tujuan kita belajar pemrograman terstruktur itu. Oke kalau begitu mari kita buat beberapa pertanyaan.
1.      Apa sih pemrograman itu?
Menurut pendapatku, pemrograman itu adalah aktifitas yang berkaitan dengan membuat program.
2.      Lalu apa itu program?
Program itu adalah kumpulan instruksi yang digunakan untuk mengatur komputer untuk melakukan suatu tindakan tertentu
Jadi dapat ditarik kesimpulan, kita belajar PT itu agar kita bisa bikin program dan caranya bikin program adalah dengan belajar bahasa pemrograman. Maaf ya, rasanya aku mengatakan hal-hal yang tidak penting untuk dibahas. Sudah kalau begitu mari kita coba memulai review sedikit tentang algoritma sebelum masuk ke bahasa C.
Algoritma adalah langkah detail yang ditujukan untuk computer guna menyelesaikan suatu masalah. Pada dasarnya, program itu hampir sama dengan cara kerja algoritma, namun, algoritma tidak menggunakan bahasa pemrograman seperti program.
Sebagai contoh sederhana, kita menghitung luas segitiga menggunakan computer dengan input berupa alas dan tinggi, dan output berupa luas. Setelah itu kita yang harus menentukan bagaimana rumus dasar luas segitiga. Lalu masukkan kedalam algoritma seperti dibawah ini :
  1. Masukkan nilai alas dan tinggi
  2. Hitung luas segitiga dengan rumus ½ x alas x tinggi.
  3. Tampilkan nilai luas segitiga.
Algoritma tidak hanya dinyatakan dalam bahasa manusia seperti di atas, tapi juga dinyatakan dalam pseudokode (algoritma dengan menggunakan notasi untuk menyederhanakan bahasa manusia) dan flowchart (algoritma dalam bentuk diagram alir).
Untuk algoritma dengan menggunakan pseukode sebenarnya lebih kearah pada bahasa pemrograman tertentu, seperti contoh :
  1. Masukkan(alas,tinggi)
  2. Luas 0.5 x alas x tinggi
  3. Tampilkan(Luas)
Algoritma di atas digunakan untuk melakukan perhitungan luas segitiga.
sedangkan algoritma berbentuk flowchart untuk luas segitiga adalah sebagai berikut :


Untuk lebih jelasnya, saya akan menunjukkan beberapa macam symbol yang digunakan untuk menyusun diagram alir seperti di atas.
Setelah selesai membuat algoritma, baru kita tuangkan ke dalam bentuk program. Langkah pertama adalah memilih bahasa pemrogramannya, menggunakan C, BASIC, COBOL, Pascal, dsb itu terserah masing-masing orang. Disini aku akan menggunakan bahasa C sebagai contoh.
#include <stdio.h>
int main ()
{
            double alas, tinggi;
            double luas;
            printf(“Masukkan alas : “);
            scanf(“%lf”, &alas);
            printf(“Masukkan tinggi : “);
            scanf(“%lf”, &tinggi);
            luas = 0.5*alas* tinggi;
            printf(“Luas segitiga = %lf\n”, luas);
            return 0;
}
Setelah selesai, jangan lupa untuk dicompile dan di jalankan, kalau menggunakan program Dev C++ dalam membuat program diatas, press ctrl+F9 untuk mengcompile dan run. 





Sumber : 
Algoritma Pemrograman Menggunakan C++ , penerbit Andi

Sabtu, 20 Agustus 2011

belajar Sisdig :o

       Setelah selesai perwalian, akhirnya FRSku sudah disetujui. Thank you very much Prof. Ir. Supeno Djanali, MSc, Ph.D . Beliau salah satu guru besar di FTIf, denger-denger dari Kajur katanya beliau adalah salah satu pendiri T.Informatika.
      Oke singkat cerita, setelah aku membaca jadwal mata kuliahku, aku jadi penasaran, “kayak gimana sih mata kuliah sisdig, pemrograman terstruktur, aljabar linier, kalkulus1, system dan teknologi informasi, bahasa inggris?”
      Akhirnya sudah diputuskan, untuk mengobati rasa penasaranku aku mulai download e-book, berbekal dari sumber pustaka utama yang ada di kurikulum T.Informatika. Sistem digital dengan bilangan biner dan Aljabar linier dengan matriksnya membuatku cukup penasaran. Dan hari ini pun jadinya aku belajar Sistem Digital dari e-booknya POLITAMA. E-book ini paling jelas dibanding milik pak Morris Mano, soalnya punyanya bapak pake bahasa inggris sih :D. Yah, tapi tetep harus belajar dari punyanya Pak Morris, soalnya pustaka utamaku pake buku karangannya.
    Jadi setelah membaca sekilas keuntungan dari system digital dibanding system analog, aku mulai mencoba sedikit tentang system bilangan. Jadi di system bilangan, bilangan dibagi menjadi 4 macam berdasarkan basisnya.

1.Bilangan desimal dengan basis 10
Bilangan yang terdiri dari angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 (b=10)

2.Bilangan biner dengan basis 2
Bilangan yang terdiri hanya dari dua angka yaitu 0 dan 1 (b=2)

3.Bilangan octal dengan basis 8
Bilangan yang terdiri dari angka 0, 1, 2, 3, 4 ,5, 6, dan 7 (b=8)

4.Bilangan heksadesimal dengan basis 16
Bilangan yang terdiri dari angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, dan F (b=16)

(A)16 = (10)10 (B)16 = (11)10
(C)16 = (12)10 (D)16 = (13)10
(E)16 = (14)10 (F)16 = (15)10

Yang paling penting adalah bagaimana cara mengonversikan antara bilangan satu
dengan yang lainnya. Dan untuk lebih mempermudah, biasanya bilangan desimal di tampilkan dengan equation sebagai berikut :




Ket :
N : Bilangan yang akan dijabarkan. Contoh: (100)10
10 : basis dari desimal
a : bilangan pertama
b : basis
n : banyaknya angka sebelum koma
m : banyaknya angka sesudah koma

Contoh1 :
(100.11)10 = 1 x 102 + 0 x 101 + 0 x 100 + 1 x 10-1 + 1 x 10-2

Untuk mengonversikannya menjadi bilangan biner, octal, maupun heksadesimal cukup dengan membagi habis bilangan desimal tersebut dengan basis dari ketiga mcam bilangan diatas.

Contoh 2:
Mengubah bilangan desimal menjadi biner

Angka 9

9/2 = 4 sisa 1
4/2 = 2 sisa 0
2/2 = 1 sisa 0

     Jadi bilangan 9 pada biner adalah 1001. Cara membacanya dari hasil terakhir ke arah sisa paling atas. System diatas dapat diterapkan juga untuk mengonversikan bilangan desimal ke octal dan heksadesimal.
Untuk mengonversi bilangan biner, octal maupun heksadesimal ke desimal dapat menggunakan cara yang sama dengan contoh1 tetapi basis desimal (10) diganti sesuai basis bilangan masing-masing.
     Next on, adalah mempelajari berbagai macam gerbang logika yang merupakan dasar dari system digital. Gerbang logika masih ada sangkut pautnya dengan bilangan biner 0 dan 1. Hubungannya terletak pada dua keadaan yang terdapat pada gerbang tersebut, 1 untuk keadaan HIGH dan 0 untuk keadaan LOW.
Gerbang logika ini sebenarnya hampir sama dengan pelajaran logika jaman SMA, dimana ada dan, atau, implikasi, biimplikasi. Pada jaman SMA kita menggunakan notasi B dan S untuk mengujinya, tapi pada gerbang logika, seperti yang saya beritahukan diatas, untuk mengujinya menggunakan 1 dan 0.
    Gerbang logika dibagi menjadi 2, gerbang logika dasar dan turunan. Gerbang logika dasar berupa AND, OR, NOT. Sedang gerbang turunan seperti NAND, NOR, EXOR, EXNOR. NAND dan NOR merupakan suatu gerbang universal, karena kedua gerbang turunan tersebut menghasilkan output yang sama dengan output gerbang dasar maupun gerbang turunan.
    Nah ini dia, table kebenaran beserta jenis masing-masing gerbang.



Sumber :
Sistem Digital1-POLITAMA
Morris Mano, Digital 3rd edition
Katalog IF-Indonesia

Selasa, 16 Agustus 2011

Kali ini, aku akan menjelaskan ulang apa yang sudah diterangkan oleh Kajur TC – Pak Yudhi Purwananto, S.Kom, M.Kom tentang mata kuliah yang akan didapat oleh para maba di tahun pertamanya
1.        Mata Kuliah Tahun Pertama
Pak Yudhi menjelaskan bahwa tiap mahasiswa harus bisa menyelesaikan seeparuh sks dengan nilai minimal C kalau mau lolos dari evaluasi pertama. Jadi 18 sks harus dilalui dengan baik dan benar. Tapi, ada pengecualian untuk mata kuliah dengan kode XXXX12XX seperti kalkulus 1 dan 2, karena dianggap tidak ada hubungannya dengan computer maka dapet nilai D sudah dianggap lulus, tapi ya jangan separah itulah. Ya, aku tau kalkulus susah banget, bayangin aja belajar trigonometri yg dasar aja, paling pol nilaiku cuman 70 apalagi yang expert kayak kalkulus. Arghhh, jadi takut sama kalkulus. Ah, sudahlah dilalui saja dengan bacaan basmallah.
Terus, untuk mata kuliah dengan kode selain KIXXXXXX, tempat kuliahnya belum tentu di kampus TC, karena biasanya mata kuliahnya itu, mata kuliah umum jadi bisa digabung sama anak jurusan lain dan di luar kampus TC.  :o
Lalu dijelaskan mengenai dosen wali, dan dengan nakalnya teman” seangkatanku menyingkatnya menjadi “doli”. Astaghfirullah, tapi yo pengen ketawa juga. Hahahaha :D. Sepertinya itu merupakan salah satu kreatifitas. Padahal singkatan pertamanya “doswal” :)).
Yap, Pak Yudhi memberi tahu kami apa yang harus di lakukan dengan dosen wali kami. Dosen wali berfungsi seperti ibu bapak kita saat di kampus. Ya, kalau SMA semacam wali kelas gitu lha. Cuman bedanya, kalau wali kelas yang diurusin satu kelas, kalau dosen wali cuma 10 anak.  Jadi, tiap 10 anak diangkatan dapet 1 dosen wali.
Sebenernya tugas utama dosen wali, adalah membantu para mahasiswa walinya dalam menentukan mata kuliah pilihan dan menyetujui FRS (Form Rencana Study) yang telah diambil para mahasiswa.  Untuk maba, nggak perlu ribet-ribet mikir mata kuliah pilihan dulu, soalnya udah dikasih parcel paketan dari ITS berupa 18 sks di semester 1. Dan untuk semester 2, kalau nilai ip diatas 3, boleh ngambil lebih dari 18 sks, tapi kalau ip kurang dari 3 nggak boleh ngambil kurang dari 18 sks.

Sumber :
Katalog IF-Indonesia

Senin, 15 Agustus 2011

Hari Ketiga IPITS

           Setelah selesai IPITS di gugus 2 hari. Tanggal 13 Agustus 2011, tepatnya hari ketiga IPITS adalah saatnya mengunjungi kampusku tercinta T.Informatika atau biasanya lebih keren disebut dengan T.Komputer. Well, rasanya pertama kali masuk kampus dengan desain letter L dan menara berbentuk I, adalah bangga. “Wah ini nih, yang aku tunggu-tunggu”, yah kira-kira begitulah kata hati saya.
            Aku ke aula TC bareng sama Andina Trya Ramadhayanti dan Fiandra. Kursi-kursi deretan belakang udah pada penuh, yah akhirnya yang telat dateng harus duduk depan. Budaya lama, dateng duluan dapet kursi belakang. Budaya yang biasanya pas SMA dipake kalau mau ulangan :D. Hahaha. Jadi inget semboyan konyol jaman SMA dulu, “Posisi menentukan prestasi”. HAHAHAHA.
            Acaranya molor, yang harusnya dimulai setengah 9, enggak dimulai-mulai pas jam segitu. Soalnya masih banyak Maba yang blm dateng a.k.a telat. Sekitar 15 menit acarapun dimulai, dibuka dengan materi yang berjudul Kreativitas dan Cara belajar efektif oleh seorang dosen Basis Data yang bernama Umi Laili Yuhana, S.Kom, M.Sc. Sebelum masuk ke materi, beliau berkata materi ini adalah hal yang penting untuk dilakukan agar bisa terus survive di informatika. Yah memang nggak bisa dipungkiri, kita memang dituntut untuk belajar dengan giat di TC. :D
            Pertama-tama Bu Yuhana kembali mengulang materi IPITS gugus sedikit, yaitu tentang jalur masuk dan keluar mahasiswa. Di ITS ada 4 macam jalur masuk : pertama, snmptn baik tulis maupun undangan ; kedua, jalur prestasi ; ketiga, kemitraan ; keempat, mandiri (bukan mandi sendiri :p). Nah, tahapan itu sudah kami – para maba – lewati dari jalur manapun. Yang aku dan temen-temenku perlu khawatirkan adalah masalah keluar dari ITS. Ada 6 macam jalur keluar : pertama, Drop Out (DO)/Mengundurkan DIri(MD)—ini nih yang buat kami agak ngeri, kebanyakan yang DO itu gara” mereka nggak lolos evaluasi pertama di semester 2 ; kedua, lulus – kalau yang ini keluar dari its dengan bangga lha apalagi kalau bisa lulus dalam waktu 3.5 tahun dengan IP di atas 3.5 ; ketiga, meninggal – Nauudzubillah himindalik, semoga angkatan 2011 diberi umur panjang semua, jadi bisa lulus bareng J ; keempat, gila – yah, nggak bisa dipungkiri, kuliah di TC ITS bikin orang stress karena tugas” nya yang cukup ampuh begitu kata Bu Yuhana ; kelima, lupa daftar ulang – Nah lho, bisa-bisanya pas waktu daftar ulang malah ketiduran, nggak niat ikut kuliah lagi emangnya? Kalau udah terlanjur gitu tapi masih niat kuliah, lebih disarankan untuk melakukan cuti, biar masa perkuliahannya nggak dihitung ; keenam, dipecat – Insya Allah maba TC 2011 nggak nakal-nakal sampai harus dipecat, definisi nakal disini berupa tindak criminal, pemakaian narkoba, dsb.
            Masuk ke materi pokok, di buka dengan sebuah pertanyaan “Bagaimana cara anda bisa bertahan di TC?” jawabannya ada 4 : belajar dengan efektif, kreatif tapi no bacem (istilah nyontek di TC adalah bacem), berdoa kepada Allah, dan bersosialisasi dengan teman. Okeh, akan kupaparkan satu-persatu sesuai apa yang udah aku tangkap dari penjelasan Bu Yuhana. 

1.      Belajar dengan efektif

Cara belajar dengan efektif itu disesuaikan dengan individu masing-masing. Maksudnya, setiap pribadi punya kebiasaan sendiri-sendiri dalam belajar. Ada yang bisa menerima pelajaran secara audio dan visual dan ada juga yang bisa menerima pelajaran secara kinestetik dan diam.
Kalau audio, berarti orangnya kalau belajar suka sambil ndengerin music, atau ada ditengah keributan. Hebat ya bisa belajar ditengah-tengah keributan :o, ya itu merupakan kelebihan yang patut disyukuri oleh orang yang menerima pelajaran secara audio. Orang seperti ini juga lebih suka pelajaran tersebut diterangkan secara langsung daripada membaca buku. Nah itu tuh susahnya, kalau diterangin nggak masuk-masuk, bisa sampai berbusa mulut orang yang nerangin. Lalu, orang tipe audio, biasanya kalau menghafal sukanya dibaca keras-keras.
Kalau visual, biasanya suka corat coret dan mainan stabilo. Yap, orang tipe visual belajar dari penglihatan mereka, jadi sedemikian rupa pelajaran yang berupa tulisan dibuat semenarik mungkin agar mereka mudah mengingatnya. Misal, bahasan-bahasan penting di buku, akan diblok dengan stabilo, atau di beri garis bawah. Kelemahan tipe visual terletak pada keramaian, mereka tidak bisa konsen di keramaian. Dan, orang tipe visual biasanya suka duduk di bangku depan saat dikelas.
Kinestetik, ini adalah orang yang kalau belajar nggak bisa diem. Gerak sana sini. Tapi normalnya, mereka akan keluar kelas untuk sekedar mengencangkan otot atau menggerak-nggerakkan kakinya saat pelajaran sedang berlangsung. Lalu tipe diam, ini tipe belajar yang biasa, kebanyakan orang bertipe seperti ini. Tipe ini, akan diam ketika belajar dengan serius.
Yah, itu sekelumit pemahamanku mengenai belajar efektif. Dan aku adalah orang yang bertipe antara audio dan visual. Aku suka mendengarkan music sambil belajar, tapi aku suka duduk di bangku depan dan aku masih bisa membaca buku tanpa mencoret-coretnya. 

2.      Kreatif tapi no bacem
Yap, kreatif disini adalah mengembangkan imajinasi dan daya cipta kita untuk menghasilkan sesuatu yang lebih inovatif. “kenapa kok ditulis no bacem(dilarang nyontek) ?” ya, soalnya nyontek pas ulangan itu bisa disebut kreatifitas dan inovasi mata :D. Hahahaha. Kreatif yang bener itu seperti moto orang jepang ATK (Amati, Tiru, Kembangkan). Nah, itu yang bener. Kalau ATP (Amati, Tiru, Plek) itu adalah moto orang kepepet pas lagi ulangan. :P

3.      Berdoa kepada Allah
Sekeras-kerasnya orang berusaha belajar mati-matian kalau Tuhan Yang Maha Kuasa tidak ridha, apa mau dikata tetep aja bakal nggak bisa. Karena itu selain berusaha harus diimbangi juga dengan berdoa kepada Allah. Bisa disebut juga bertawakal.

4.      Bersosialisasi dengan teman
Teman itu mutlak dibutuhkan pada dunia perkuliahan. Nggak mungkin kita hidup sebagai makhluk individu hanya karena kita merasa paling pinter. Terkadang orang yang paling pinter pun juga butuh orang lain. Jadi, sebaiknya jalinlah hubungan simbiosis mutualisme antar teman, masa’ manusia kalah sama kerbau dan burung jalak :D.
            Itulah tadi sekelumit tulisanku mengenai materi pembelajaran efektif dan kreatifitas. Maaf ya kalau ada yang salah” tulis, atau ketik, atau salah presepsi. Saya masih hijau (ceileh, hijau :D ). Udah ah, opo ae aku iki.