Powered By Blogger

Sabtu, 20 Agustus 2011

belajar Sisdig :o

       Setelah selesai perwalian, akhirnya FRSku sudah disetujui. Thank you very much Prof. Ir. Supeno Djanali, MSc, Ph.D . Beliau salah satu guru besar di FTIf, denger-denger dari Kajur katanya beliau adalah salah satu pendiri T.Informatika.
      Oke singkat cerita, setelah aku membaca jadwal mata kuliahku, aku jadi penasaran, “kayak gimana sih mata kuliah sisdig, pemrograman terstruktur, aljabar linier, kalkulus1, system dan teknologi informasi, bahasa inggris?”
      Akhirnya sudah diputuskan, untuk mengobati rasa penasaranku aku mulai download e-book, berbekal dari sumber pustaka utama yang ada di kurikulum T.Informatika. Sistem digital dengan bilangan biner dan Aljabar linier dengan matriksnya membuatku cukup penasaran. Dan hari ini pun jadinya aku belajar Sistem Digital dari e-booknya POLITAMA. E-book ini paling jelas dibanding milik pak Morris Mano, soalnya punyanya bapak pake bahasa inggris sih :D. Yah, tapi tetep harus belajar dari punyanya Pak Morris, soalnya pustaka utamaku pake buku karangannya.
    Jadi setelah membaca sekilas keuntungan dari system digital dibanding system analog, aku mulai mencoba sedikit tentang system bilangan. Jadi di system bilangan, bilangan dibagi menjadi 4 macam berdasarkan basisnya.

1.Bilangan desimal dengan basis 10
Bilangan yang terdiri dari angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 (b=10)

2.Bilangan biner dengan basis 2
Bilangan yang terdiri hanya dari dua angka yaitu 0 dan 1 (b=2)

3.Bilangan octal dengan basis 8
Bilangan yang terdiri dari angka 0, 1, 2, 3, 4 ,5, 6, dan 7 (b=8)

4.Bilangan heksadesimal dengan basis 16
Bilangan yang terdiri dari angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, dan F (b=16)

(A)16 = (10)10 (B)16 = (11)10
(C)16 = (12)10 (D)16 = (13)10
(E)16 = (14)10 (F)16 = (15)10

Yang paling penting adalah bagaimana cara mengonversikan antara bilangan satu
dengan yang lainnya. Dan untuk lebih mempermudah, biasanya bilangan desimal di tampilkan dengan equation sebagai berikut :




Ket :
N : Bilangan yang akan dijabarkan. Contoh: (100)10
10 : basis dari desimal
a : bilangan pertama
b : basis
n : banyaknya angka sebelum koma
m : banyaknya angka sesudah koma

Contoh1 :
(100.11)10 = 1 x 102 + 0 x 101 + 0 x 100 + 1 x 10-1 + 1 x 10-2

Untuk mengonversikannya menjadi bilangan biner, octal, maupun heksadesimal cukup dengan membagi habis bilangan desimal tersebut dengan basis dari ketiga mcam bilangan diatas.

Contoh 2:
Mengubah bilangan desimal menjadi biner

Angka 9

9/2 = 4 sisa 1
4/2 = 2 sisa 0
2/2 = 1 sisa 0

     Jadi bilangan 9 pada biner adalah 1001. Cara membacanya dari hasil terakhir ke arah sisa paling atas. System diatas dapat diterapkan juga untuk mengonversikan bilangan desimal ke octal dan heksadesimal.
Untuk mengonversi bilangan biner, octal maupun heksadesimal ke desimal dapat menggunakan cara yang sama dengan contoh1 tetapi basis desimal (10) diganti sesuai basis bilangan masing-masing.
     Next on, adalah mempelajari berbagai macam gerbang logika yang merupakan dasar dari system digital. Gerbang logika masih ada sangkut pautnya dengan bilangan biner 0 dan 1. Hubungannya terletak pada dua keadaan yang terdapat pada gerbang tersebut, 1 untuk keadaan HIGH dan 0 untuk keadaan LOW.
Gerbang logika ini sebenarnya hampir sama dengan pelajaran logika jaman SMA, dimana ada dan, atau, implikasi, biimplikasi. Pada jaman SMA kita menggunakan notasi B dan S untuk mengujinya, tapi pada gerbang logika, seperti yang saya beritahukan diatas, untuk mengujinya menggunakan 1 dan 0.
    Gerbang logika dibagi menjadi 2, gerbang logika dasar dan turunan. Gerbang logika dasar berupa AND, OR, NOT. Sedang gerbang turunan seperti NAND, NOR, EXOR, EXNOR. NAND dan NOR merupakan suatu gerbang universal, karena kedua gerbang turunan tersebut menghasilkan output yang sama dengan output gerbang dasar maupun gerbang turunan.
    Nah ini dia, table kebenaran beserta jenis masing-masing gerbang.



Sumber :
Sistem Digital1-POLITAMA
Morris Mano, Digital 3rd edition
Katalog IF-Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar